The Stolen Party
THE STOLEN PARTY
BY LILIANA HEKER
(1943)
The stolen party mengungkapkan sebuah kebahagiaan, harga
diri yang dirampas oleh sebuah realita hidup.
The stolen party mengungkapkan tentang kehidupan tokoh utama yang merasa
kebahagiaannya telah dirampas, terdapat dalam stanza 72 “Rosaura felt her arm
stiffen, stick close to her body, and then she noticed her mother’s hand on her
shoulder. instinctively she pressed herself against her mother’s body.” Kata realita hidup lebih tepatnya
menggambarkan tentang perbedaan kelas
sosial yang dihadapi oleh tokoh utama.
“Rosaura felt her arm stiffen stick close to her body,”
tokoh utama terkejut dengan kenyataan yang dilihatnya sangat berbeda dengan apa
yang dipahaminya. sebelumnya di stanza ke 71, “ you really and truly earned
this”, she said handing them over. “thank you for all your help my pet,” orang yang dianggap oleh tokoh utama sebagai
seorang teman, malah tidak pernah sekalipun menganggap si tokoh utama sebagai
temannya. karena mereka beranggapan karena tokoh utama adalah anak seorang
pembantu yang bekerja di rumah mereka.
Stanza 7, “ Ah yes, your friend,” her mother grumbled. she
paused. “Listen Rosaura,” she said at last. “That one’s not your friend. you
know what you are to them? the maid’s daughter, that’s what”.
Sebenarnya ibu tokoh
utama, telah menjelaskan kepada anaknya tentang kenyataan yang akan dihadapi
oleh sang anak ketika ia pergi ke pesta, dan juga tentang status mereka. tapi
karena sang tokoh utama masih polos dan ia dengan tegas menyangkal semua yang dikatakan sang ibu.
Stanza 2, “ I don’t like you going,” she told her. “ it’s a
rich people’s party”.
“Rich people go to heaven too,” said the girl, who studied
religion at school. dari kalimat ini kita dapat menyimpulkan bahwa si tokoh
utama menyangkal yang dikatakan ibunya tentang pesta itu dan tentang orang
–orang kaya yang dianggap ibunya tidak sama dengan mereka, tapi si tokoh utama
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara orang kaya dan orang miskin dalam
agama. semua orang itu sama, hal itulah yang diyakini oleh tokoh utama tentang
“temannya” itu. karena ia masih anak-anak dan cara berpikirnya yang masih belum
memahami tentang kehidupan sepenuhnya.
stanza 5, “The girl didn’t approve of the way her mother spoke. she was
barely nine, and one of the best in her class.”
Padahal, sebenarnya gadis kaya itu tidak pernah menganggap
si tokoh utama sebagai teman ia hanya ingin memanfaatkannya saja karena tokoh
utama ini adalah gadis yang pintar, “One of the best in her class”. tapi karena
dia masih “barely nine” dia beranggapan seperti itu.
Stanza 20, “ And you? who are you?
“I’m a friend of
Luciana,” said Rosaura.
“No,” said the girl with the bow, “you are not a friend of
Luciana because I’m her cousin and I know all her friends. And I don’t know
you”. dari stanza ini mengungkapkan
bahwa si Luciana ini tidak pernah menceritakan tentang tokoh utama (rosaura)
kepada sepupunya, karena biasanya jika seseorang akan menceritakan temannya
kepada orang terdekatnya.
“So what,” said rosaura. “I come here every afternoon with
my mother and we do our homework together.”
“You and your mother do your homework together? asked the
girl, laughing.
“ I and Luciana do our homework together,” said Rosaura,
very seriously. the girl with the bow shrugged her shoulders.
“ That’s not being friends,” she said. “do you go to school
together?”
“No”
Dari stanza tersebut dapat disimpulkan bahwa Luciana hanya
memanfaatkannya karena ia pintar. untuk membantunya mengerjakan tugas-tugas
sekolahnya. walaupun mereka sudah dekat karena telah menghabiskan waktu
bersama-sama, dan saling mengerjakan tugas sekolah.
Stanza 9, “Every afternoon she used to go to Luciana’s
house and they would both finish their homework while Rosaura’s mother did the
cleaning. They had their tea in the kitchen and they told each other secrets.”
Tapi akhirnya sang ibu mengizinkan anaknya untuk pergi
kepesta tersebut. Stanza 15, “And she wasn’t sure wether she had been
heard, but on the morning of the party she discovered that her mother had
starched her Christmas dress.”
Hingga pada saat pesta diadakan, sang tokoh utama, tetap
belum menyadari apa yang selama ini dikatakan oleh sang ibu, walaupun ia disuruh-suruh
layaknya seorang pembantu ia tetap menganggapnya sebagai sebuah kewajiban
karena mereka berteman, jadi tidak masalah jika ia membantu acara di pesta.
Stanza 36, “ Just then Senora Ines arrived saying shh shh, and asked Rosaura if she wouldn’t
mind helping serve out the hotdogs, as she knew the house so much better than the
others.”
Bahkan ia juga membantu seorang magician dan monkey nya.
Stanza 51, “ You, with the Spanish eyes” said the magician. And everyone saw
that he was pointing at her.” “Spanish eyes” dari ciri-ciri fisiknya saja orang
lain dapat mengenalinya, karena ia berbeda dengan tamu-tamu yang lain. Tapi
tetap saja walaupun diminta ataupun disuruh untuk melakukan apapun ia tetap
melakukannya dengan senang hati, tidak ada rasa keberatan . Stanza 53, “I
helped the magician and he said to me, ‘thank you very much, my little
countess.”
Ia menyadari bahwa ia berbeda dengan yang lainnya, ketika
Senora Ines, memberikan hadiah kepada semua tamu, tapi tidak padanya. Ia malah
mendapatkan uang dua dollar, sebagai upah, karena telah membantu di pesta
tersebut. ketika itu ia merasa sangat kesal, marah, kecewa, dendam. Stanza 72, “Rosaura’s
eyes had a cold, clear look that fixed itself on Senora Ines’s face.”
Jadi, The Stolen Party, mengungkapkan tentang rasa
kekecewaan sang tokoh utama terhadap kenyataan hidup, yang berbeda dari yang
diketahuinya. Kebahagiannya, persahabatannya dirampas oleh keadaan, hanya
karena sebuah status sosial. Hal yang tidak pernah ia perdulikan selama ini,
hingga ia menyadarinya setelah pesta tersebut. Karena itulah judulnya The
stolen party, karena kebahagiannya hilang setelah party tersebut.


Comments
Post a Comment